Patikraja Guyub
PATIKRAJA GUYUB

Wadah Lan Srana Silaturahim Kanca/Sedulur Desa PATIKRAJA

...SUGENG RAWUH LAN SUGENG PINARAK KANCA-SEDULUR...

Kamis, 10 Januari 2013

K O P I

Seminar Kopi Nasional di FKM-UI, Depok

Di bawah sampai ujung tangga, sekitar 300 orang lebih menyemut untuk berantri masuk ke dalam aula. Lamat-lamat barisan maju selangkah demi selangkah seiring satu per satu semutan orang itu berkurang. Orang yang berhasil menyelesaikan antrian terlihat menenteng gelas kertas berisi minuman kopi di tangan, di bahu tersandang goodie bag, disela ketiak terimpit kertas; ada juga yang menenteng goodie bag dan kertas di satu tangan, tangan yang satu memegang gelas kertas. Beberapa orang yang melewati antrian tidak segera masuk ke dalam gedung, alih-alih menanti teman. Sebagian berhenti untuk membaca kertas yang didapatkan sembari menyeruput kopi dari gelas yang didapatkan secara cuma-cuma setelah mendaftar kehadiran. Di pagar pembatas lantai dua terlihat spanduk bertuliskan: Seminar Ilmiah “Kopi, Ternyata Sehat? Antioksidan di balik Kafein”.




Kamis siang itu, 03 November 2011, sekelompok mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, menyelanggarakan seminar ilmiah bertemakan kopi. Seminar ini menjawab tantangan akan perubahan disposisi gaya hidup dan identitas kultural masyarakat urban dalam mengonsumsi kopi, selain soal aspek kesehatan yang mencuat ke permukaan seiring maraknya konsumsi kopi di tengah masyarakat. Dua hal yang gencar dijadikan buah bibir terkait isu kesehatan dari konsumsi kopi adalah soal: 1) kafein; dan 2) antioksidan. Berbagai pendapat pro dan kontra mengenai kafein kopi berseliweran di media massa dan menjadi berita selentingan di tengah masyarakat. Begitu juga dengan soal antioksidan. Benarkah mengonsumsi kopi itu aman bagi kesehatan? Benarkah kandungan senyawa kopi sangat bermanfaat sebagai antioksidan untuk raga manusia? Bagaimana perubahan gaya hidup dalam konteks konsumsi kopi itu terjadi? Hal-hal semacam itu yang hendak dijawab oleh seminar ini.




Seminar ini menghadirkan satu praktisi, Hardiansyah Suteja dari Philocoffee Project, dan satu akademisi, Prof. Fransiska R. Zakaria, dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Seminar dimoderatori oleh salah satu finalis Putri Kopi 2011, Suci Rahmadhany. Pada sesi pertama, Suteja mempresentasikan transformasi disposisi konsumsi dan identitas kultural dari pendekatan sosiologi. Selain itu, Suteja juga menyinggung soal kedai kopi sebagai pranata sosial. Menurut Suteja, sejak awal kedai kopi memang selalu menjadi lokus sosial masyarakat. Hal semacam itu tidak hanya ditemukan di Eropa dan Amerika saja, tapi juga di kawasan Asia.

 


Sementara itu, pada sesi kedua, Prof. Fransiska meninjau kandungan senyawa dari kopi dan membahasnya dari segi kesehatan berdasarkan perkembangan riset mutakhir. Menurut Prof. Fransiska, di kalangan peneliti itu sendiri, dampak kafein kopi bagi kesehatan masih menjadi perdebatan yang tak kunjung usai. Yang menarik, Prof. Fransiska juga memaparkan kopi sebagai panasea dari tradisi pengobatan China. Lalu, dia membandingkannya dengan hasil mutakhir. Dia juga menyinggung bahwa secara umum penelitian dampak kopi bagi kesehatan mengabaikan faktor lain, seperti olah raga, misalnya. Dengan demikian, seseorang yang kesehatannya terganggu karena kafein, perlu dilihat pola hidupnya. Apakah orang tersebut rutin berolah raga dan apakah secara psikis sedang tidak stress dan sebagainya. Hemat kata, menurut professor tersebut, konsumsi kopi sebanyak 2 sampai 3 gelas tidaklah bermasalah, alih-alih malah memberikan stimulus yang positif bagi tubuh.




Acara ini terbilang sukses mengingat dihadiri 300 orang lebih dan banyak para peserta yang mengajukan pertanyaan lebih dari 1 pertanyaan. Ke depan, tampaknya kegiatan serupa akan sering diadakan di berbagai kampus seturut dengan meningkatnya konsumsi kopi di masyarakat. Dan mahasiswa FKM-UI ini telah melakukannya.[]


Bisa uga dewaca nang kéné > KOPI

*****